Selainmenjaga akhlak mahmudah, seorang muslim juga harus menghindari akhlak madzmumah yang meliputi: tergesa-gesa, riya (melakukan sesuatu dengan tujuan ingin menunjukkan kepada orang lain), dengki (hasad), takabbur (membesarkan diri), ujub (kagum dengan diri sendiri), bakhil, buruk sangka, tamak dan pemarah.
Akhlakyang terpuji itu ada 2: [1] Akhlak terpuji kepada Allah, yaitu dengan memahami bahwa semua yang kita lakukan, butuh untuk mendapat ampunan dari Allah. Sementara apapun yang datang dari Allah, mengharuskan adanya rasa syukur. Sehingga dia selalu bersyukur kepada Allah dan memohon ampunan kepada-Nya.
Yangaku inginkan hanyalah perbaikan sesuai dengan kesanggupanku, dan tidak ada taufik bagiku kecuali dengan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hanya kepada Allah aku bertawakkal, dan hanya kepadaNya aku akan kembali. JALAN MENUJU KEUTAMAAN AKHLAQ. Pengertian Akhlaq Dan Macam-Macamnya. Ibnul Atsir berkata dalam An-Nihayah 2/70: "Al
ContohAkhlak Terpuji Kepada Allah 1. Melaksanakan Ibadah Wajib 2. Dzikir 3. Berdo'a kepada Allah 4. Tawakal 5. Tawaduk Akhlak Terpuji Kepada Rasulullah 1. Menjalankan Sunnah Nabi SAW 2. Taat kepada kepada Rasulullah SAW 3. Membaca Shalawat Untuk Nabi SAW 4. Mencintai Keluarga dan Sahabat Rasulullah SAW Akhlak Terpuji Kepada Allah Dan Rasulullah
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Memiliki Akhlak Mahmudah Kepada Allah Hukumnya Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, telah mengajarkan kepada kita untuk memiliki akhlak mahmudah kepada-Nya. Akhlak mahmudah adalah akhlak yang menunjukkan rasa hormat, kasih sayang, dan penghormatan kepada Allah. Hukumnya adalah wajib bagi setiap orang yang beriman untuk memiliki akhlak mahmudah kepada Allah. Apa Itu Akhlak Mahmudah? Akhlak mahmudah adalah akhlak yang menunjukkan rasa hormat, kasih sayang, dan penghormatan kepada Allah. Akhlak ini bertujuan untuk menghormati Allah, meyakini bahwa Dia adalah Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Pengetahuan. Akhlak ini juga menunjukkan bahwa kita percaya pada kekuasaan dan kebijaksanaan Allah. Apa Hukumnya Memiliki Akhlak Mahmudah? Hukumnya adalah wajib bagi setiap orang yang beriman untuk memiliki akhlak mahmudah kepada Allah. Hal ini ditegaskan dalam beberapa ayat Al-Quran, seperti, “Dan bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha QS. Ali Imran 159. Apa Manfaatnya Bagi Kita? Memiliki akhlak mahmudah kepada Allah adalah sesuatu yang sangat bermanfaat bagi kita. Ini dapat membantu kita untuk selalu mengingat Allah dan menghormati-Nya. Akhlak ini juga bisa membantu kita untuk menjaga diri kita dari melakukan hal-hal yang tidak baik dan melakukan perbuatan yang dilarang Allah. Cara Memiliki Akhlak Mahmudah Untuk memiliki akhlak mahmudah kepada Allah, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan. Pertama, kita perlu belajar tentang ajaran-ajaran Allah dan mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kedua, kita harus berusaha untuk selalu mengingat Allah dan menghormati-Nya dalam setiap tindakan kita. Ketiga, kita juga harus menjauhi perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah. Kesimpulan Memiliki akhlak mahmudah kepada Allah adalah sesuatu yang wajib bagi setiap orang yang beriman. Akhlak ini dapat membantu kita untuk selalu mengingat Allah dan menghormati-Nya. Akhlak ini juga dapat membantu kita untuk menjaga diri kita dari melakukan hal-hal yang tidak baik dan melakukan perbuatan yang dilarang Allah. Dengan demikian, memiliki akhlak mahmudah kepada Allah adalah sesuatu yang sangat bermanfaat bagi kita.
Gambar ilustrasi via sdalifinayahAkhlak secara bahasa memiliki arti tingkah laku. Sedangkan secara istilah akhlak merupakan sifat yang tertanam pada disi seseorang yang membuatnya bertingkah laku tanpa adanya paksaan dan tanpa ada pemikiran terlebih apa itu akhlak mahmudah?Akhlak MahmudahAkhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama' dari “khulqu” dari bahasa Arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak secara bahasa memiliki arti tingkah secara istilah akhlak merupakan sifat yang tertanam pada disi seseorang yang membuatnya bertingkah laku tanpa adanya paksaan dan tanpa ada pemikiran terlebih dahulu. Jadi dengan kata lain akhlak merupakan perbuatan manusia yang terjadi pada dirinya sesuai dengan kebiasaanya. Akhlak mahmudah adalah akhlaq yang terpuji, yaitu segala macam bentuk perbuatan, ucapan, dan perasaan seseorang yang bisa menambah iman dan mendatangkan mahmudah merupakan akhlak yang mencerminkan ajaran Rosulullah SAW, sebagaimana Beliau bersabda اِنَّمَا بُعِثْتُ لِاُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْاَخْلَاقِArtinya “Sesungguhnya aku diutus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.Akhlak itu terbagi dua yaitu Akhlak yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah akhlak tercela.Pengertian Akhlak Mahmudah“Baik” dalam bahasa arab disebut “khair”, dalam bahasa inggris disebut “good”. Dari beberapa kamus dan ensiklopedia diperoleh pengertian “baik” sebagai berikut Baik berarti sesuatu yang telah mencapai berarti yang menimbulkan rasa keharuan dalam keputusan, kesenangan persesuaian, berarti sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan member yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat, memberi perasaan senang atau bahagia, bila ia dihargai secara akhlakul karimah berarti tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Akhlakul karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat yang terpuji. Orang yang memiliki akhlak terpuji ini dapat bergaul dengan masyarakat luas karena dapat melahirkan sifat saling tolong menolong dan menghargai sesamanya. Akhlak yang baik bukanlah semata-mata teori yang muluk-muluk, melainkan ahklak sebagai tindak tanduk manusia yang keluar dari yang baik merupakan sumber dari segala perbuatan yang Akhlak MahmudahDalam kehidupan sehari-hari, kita akan mendapatkan banyak sekali contoh akhlak mahmudah atau akhlak yang terpuji, seperti berikut ini 1. Afwu atau pemaafSifat pemaaf adalah akhlak yang sangat dianjurkan dalam berhubungan sosial, karena memaafkan kesalahan orang lain adalah sesuatu yang berat untuk dilakukan. Untuk itulah, memaafkan atas kesalahan orang lain jauh lebih baik dari pada meminta maaf atas kesalahan Haya’ atau maluMaksud “malu” di sini adalah memiliki sifat malu untuk melakukan sebuah keburukan, baik untuk diri sendiri maupun kepada orang yang mempunyai sifat tidak hanya dari perasaan hati saja, tetapi uga ditunjukkan pada perkataan dan perbuatan. Sifat haya’ atau malu merupakan salah satu cari 99 cabang iman الحَيَاءُ مِنَ الْاِيْمَانِArtinya “Malu adalah sebagian dari iman”.3. Ta’awun atau Saling MenolongKomunitas manusia yang sifatnya homogen pastinya menuntut mereka untuk saling membutuhkan satu sama lain. Inilah mengapa manusia disebut “homo sapien”, yaitu tidak bisa hidup tanpa manusia lain. Di sinilah fungsi saling menolong dan saling membantu Khifdul lisan atau menjaga lisanLisan merupakan salah satu faktor besar yang bisa memecah tali persaudaraan, bahkan tidak jarang terjadi permusuhan, perkelahian, pembunuhan, dan lain sebagainya karena bersuber dari ketidakmampuan dalam menjaga lisan. Dalam sebuah hadist, Rosulullah SAW bersabda سَلَامَةُ الْاِنْسَانِ فِي حِفْظِ اللِّسَانِArtinya “Keselamatan manusia tergantung dari bagaimana menjaga lisannya”5. Amanah atau dapat dipercayaSifat amanah berarti memberikan kepercayaan diri kepada orang lain melalui ucapan dan tindakan yang dilakukan, di mana ucapan dan tindakan tersebut berkesesuaian. Lawan dari sifat amanah adalah sifat khianah berhianat yang merupakan salah satu tanda orang Sidiq atau benarSidqu diartikan sebagai benar dan jujur, baik dalam perkataan, perbuatan, dan hati. Kejujuran adalah akhak yang sangat penting dan harus dilestarikan dalam mengiringi berbagai macam aktivitas kehidupan kita, karena praktek-praktek kejujuran sudah mulai punah dari masa ke AdilSifat adil memang bisa diartikan dengan berbagai macam versi, yaitu tidak berat sebelah, tidak memihak, mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya, seimbang, dan lain-lain. Sifat adil merupakan akhlak yang harsu dimiliki oleh setiap muslim, terutama bagi pemimpin, karena sifat inilah yang bisa menjadi salah satu faktor kerukunan dan Ta’dhim atau menghormati orang lainDalam berhubungan sosial, semua orang pasti ingin dihormati dan dihargai. Di sinilah tempat sifat ta’dhim kepada orang lain, yaitu menghormati orang lain apalagi kepada orang yang lebih tua. Sedangkan orang yang lebih tua juga harus mampu menghargai orang yang lebih muda. Dengan demikian, maka akan tercipta saling tolerasi antara Tawadhu’ atau sopan santunSifat tawadlu’ adalah perwujudan dari sifat ta’dhim. Demikian, orang yang bisa menghormati orang lain pasti akan bertindak sopan santun kepadanya, tidak berbuat sesuka hati, tidak semenah-menah, dan mampu memberikan hak orang lain dalam berhubungan Tadarru’ atau rendah hatiOrang yang memiliki sifat rendah hati pasti mampu menghargai orang lain dan karyanya, tidak merasa lebih baik melebihi orang lain, tidak suka menyombongkan diri, dan tidak suka membanggakan diri. Sedangkan lawan dari sifat rendah hati adalah sifat tinggi hati atau Muhasabatun nafsi atau intropeksi diriManusia adalah tempat salah dan lupa, tidak ada manusia sempurna tanpa melakukan kesalahan. Tetapi sebaik-baik manusia yang berbuat salah adalah manusia yang bisa mengevaluasi kesalahan dan berusaha diri sangat penting untuk menyongsong masa depan ukhrowi dan duniawi, yaitu intropeksi diri atas dosa-dosa dan mengevaluasi diri atas sebuah Tafakkur atau berpikirTafakkur adalah memanfaatkan waktu untuk banyak berpikir tentang keagungan Allah SWT atas apapun yang telah Dia ciptakan. Tafakkur sangat bermanfaat untuk memberikan kekaguman diri atas keagungan Allah SWT, semakin bersyukur atas rohmat dan menguatkan hati dalam beraqidah, dan juga menambah luasnya wawasan pengetahuan. Namun, kita sebagai makhluk-Nya hanya boleh bertafakkur atas ciptaan-Nya, bukan bertafakkur atas Khusnudzan atau berprasangka baikBerprasangka baik kepada orang lain sangatlah dianjurkan karena manusia tidak mengetahui seberapa besar kebaikan orang tersebut di sisi Allah SWT, hanya Allah SWT sendirilah yang mengetahuinya. Sifat berprasangka baik juga menumbuhkan dampak-dampak positif kepada orang lain, misalnya menghindari sifat sombong, tidak mudah menyalahkan orang lain, dan Sakho’ atau pemurahSifat pemurah adalah suka memberi adan berbagi atas apa yang dimiliki kepada orang lain, baik jika diminta maupun tanpa diminta. Sifat ini memiliki banyak fadhilah dan keutamaan sebagai orang yang ahli I’tsar atau mengutamakan kepentingan orang lainAgama islam sangat menyerukan untuk mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan sendiri dalam berhubungan memandang siapa orang tersebut. Sebagaimana Allah SWT menceritakan sahabat Anshor dan sahabat Muhajirin dalam potongan Surat Al-Hasyr ayat 9 berikut ini وَيُؤْثِرُوْنَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌArtinya “Dan mereka sahabat Anshor mengutamakan kepentingan sahabat Muhajirin di atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka sangat membutuhkan atas apa yang mereka berikan itu”.16. SabarSabar diartikan sebagai sifat tabah dalam menghadapi segala macam bentuk cobaan hidup dan musibah yang menimpa. Sifat sabar memang sangat berat kecuali bagi orang-orang yang memiliki pondasi hati kuat, Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 45 وَاسْتَعِينُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِيْنَArtinya “Dan mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan solat. Dan sesungguhya hal itu sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’”.17. Qona’ah atau menerima dengan lapangQona’ah adalah menerima dengan lapang baik apapun takdir yang dituliskan Allah SWT, baik itu baik ataupun buruk. Misalnya kebahagiaan, penderitaan, kesejahteraan, musibah, nasib baik, dan nasib buruk. Tentu saja sangat berat untuk mempraktekkan sifat ini di dalam hati, kecuali bagi mereka yang memiliki keyakinan kuat untuk mendapatkan ridlo Allah SyukurSyukur diartikan sebagai wujud dari rasa berterima kasih kepada Allah SWT atas segala rohmat dan nikmat yang Dia berikan dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Wujud rasa syukur diungkapkan dengan perkataan, perbuatan, dan hati. Sedangkan lawan dari syukur adalah IkhlasIkhlas dalam bahasa diartikan sebagai tulus atau murni, yaitu melaksanakan setiap aktivitas baik aktivitas yang berhubungan dengan dunia maupun aktivitas yang berhubungan dengan akhirat semata-mata hanya untuk mendapatkan ridlo Allah SWT. Sebagaimana pada doa iftitah dalam sholat yang sering kita baca اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَArtinya "Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah milik Allah Tuhan semesta alam".20. TaqwaTaqwa adalah memelihara diri dari murka dan siksa Allah SWT dengan senantiasa menjalankan segala apa yang Dia perintahkan dan menjauhi segala apa yang Dia Tawakkal atau berpasrah diriTawakkal diartikan sebagai berpasrah diri kepada Allah SWT. Berpasrah diri di sini bukan berarti 100% pasrah tanpa melakukan tawakkal adalah bentuk kepasrahan diri tanpa menghilangkan nilai-nilai Ikhtiyar atau berusahaManusia diwajibkan untuk berusaha dalam hal-hal yang bersifat ukhrawi dan duniawi, sedangkan usaha manusia harus disertai dengan tawakkal. Artinya, manusia berusaha dengan diiringi keyakinan bahwa Allah SWT yang memberikan ketentuan atas usaha ZuhudZuhud adalah mengutamakan kepentingan akhirat di atas kepentingan dunia. Orang-orang yang zuhud adalah orang-orang yang enggan berurusan dengan urusan dunia kecuali urusan dunia yang bisa mendukung urusan akhirat. Seolah-olah mereka benar-benar tidak perduli atas segala macam kemewahan dunia yang bersifat semu, serta menghabiskan segenap waktu untuk beribadah, berdzikir, bermunajah, dan Roja’ atau berharapRoja’ adalah keinginan untuk mendapatkan rohmat, ampunan, dan ridlo Allah SWT sebagai bentuk harapan di dalam hati. Bahkan bagi orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar sekalipun, roja’ adalah harapan disertai keyakinan kuat bahwa rohmat dan ampunan Allah SWT lebih luas. Lawan dari roja’ adalah ya’su atau putus asa atas rohmat Allah Wira’i atau berhati-hatiWirai adalah menjaga diri dengan senantiasa menghindari hal-hal yang bersifat dosa, haram, dan syubhat. Orang yang memiliki sifat wira’i senantiasa meneliti serta berhati-hati untuk tidak melakukan perbuatan dosa, memakan barang haram dan barang syubhat, orang seperti ini disebut wara’. islam
- Salah satu tujuan diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah untuk memperbaiki akhlak dan mengajarkan cara berperilaku yang mulia. Setiap aspek ajaran Islam umumnya menekankan pada pembinaan akhlak umatnya. Hal ini tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak,” Baihaqi.Pengertian Akhlak Secara definitif, akhlak adalah sifat dan tabiat yang melekat pada diri individu. Wujud dari akhlak adalah perbuatan yang dilakukan sehari-hari, tanpa banyak pertimbangan atau pemikiran panjang, sebagaimana dikutip dari buku Akidah Akhlak 2014 yang diterbitkan Kementerian Agama melihat definisi di atas, maka perilaku yang dilakoni sesekali, bukan termasuk bagian dari akhlak. Misalnya, seseorang yang penyabar dan penuh kasih, tiba-tiba karena kehilangan uang dalam jumlah besar, langsung marah-marah, maka ia tak bisa disebut sebagai seorang pemarah. Karena itu, suatu perilaku bisa dikategorikan sebagai akhlak haruslah dilakukan berulang-ulang dan menjadi kebiasaan sehari-hari. Jenis-jenis Akhlak Secara umum, akhlak terbagi menjadi dua, yaitu akhlak yang diatur manusia atau akhlak wad'iyyah dan akhlak yang lahir dari tuntunan Allah SWT atau akhlak Islam. Berikut penjelasan mengenai dua akhlak tersebut. 1. Akhlak Wad'iyyahAkhlak wad'iyyah adalah norma yang diciptakan manusia untuk mengatur tindakan dan perilaku di masyarakat. Akhlak wad'iyyah ini umumnya diatur untuk kemaslahatan bersama agar kehidupan bermasyarakat menjadi damai, tentram, dan terarah. Rujukan dari akhlak wad'iyyah adalah logika dan rasio manusia sendiri. Bagi anggota masyarakat yang melanggar akhlak wad'iyyah ini lazimnya memperoleh sanksi dari lingkungan sekitar, kepolisian, ataupun dikucilkan oleh masyarakat. 2. Akhlak IslamIslam mengatur akhlak-akhlak yang dianjurkan untuk dikerjakan umatnya, serta mengimbau perilaku-perilaku tercela agar dihindari. Rujukan akhlak Islam ini adalah dari Allah SWT, baik itu tertuang dalam Alquran atau melalui hadis Nabi Muhammad SAW. Berbeda dari akhlak wad'iyyah yang hanya beroleh sanksi dari manusia saja, pelanggar akhlak Islam juga diancam sanksi dari Allah SWT. Kemudian, akhlak dalam Islam terbagi menjadi dua, yaitu akhlak mahmudah terpuji dan akhlak mazmumah tercela. Berikut uraiannya sebagaimana dijelaskan di laman Kemenag A. Akhlak Mahmudah TerpujiAkhlak mahmudah adalah sifat dan tabiat mulia yang dianjurkan pengerjaannya dalam Islam. Saking pentingnya akhlak terpuji ini, sampai-sampai dijadikan sebagai tolok ukur keimanan seorang muslim, sebagaimana tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya,” Tirmidzi. Contoh-contoh akhlak mahmudah adalah ikhlas, sabar, syukur, khauf takut kemurkaan Allah SWT, mengharapkan keridaan Allah SWT, jujur, adil, amanah, tawadhu merendahkan diri sesama muslim, bersyukur, dan lain sebagainya. B. Akhlak Mazmumah TercelaAhlak mazmumah adalah sifat dan tabiat tercela yang mesti dihindari seorang muslim. Saking buruknya akhlak mazmumah ini, sampai-sampai Rasulullah SAW menjadikannya doa sebagaimana hadis berikut ini عن قطبة بن مالك – رضي الله عنه – كان النبي – صلى الله عليه وسلم – يقول اللهم إني أعوذ بك من منكرات الأخلاق والأعمال والأهواء . رواه الترمذي Artinya "Diriwayatkan dari Qutbah bin Malik RA yang mendengar Rasulullah SAW berdoa 'Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari akhlak, perbuatan, dan hawa nafsu tercela'," At-Tirmidzi. Contoh-contoh akhlak mazmumah adalah riya, tergesa-gesa, dengki hasad, sombong, narsistik ujub, bakhil, buruk sangka, tamak, pemarah, dan lain juga Mengenal Akhlak Tercela Ananiah, Sikap yang Asalnya dari Iblis Perilaku Ihsan Dalil dan Contoh Perilakunya Menurut Agama Islam - Pendidikan Kontributor Abdul HadiPenulis Abdul HadiEditor Dhita Koesno
NABI Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT sebagai rasul untuk menyempurnakan akhlak umat manusia. Soalnya, akhlak merupakan fondasi penting untuk umat yang beragama. Bagi umat Islam, manusia yang dijadikan teladan dalam perkara akhlak ialah Rasulullah SAW. Ini karena Rasulullah memiliki sifat-sifat terpuji sebagai uswatun hasanah contoh teladan terbaik bagi seluruh kaum Muslimin. Maka dari itu, setiap aspek ajaran Islam berorientasi pada pembinaan dan pembentukan akhlak yang mulia karimah. Pengertian akhlak Akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angan lagi. Akhlak berasal dari kata khuluqun yang berarti budi pekerti, penakai, tingkah laku, atau tabiat. Sedangkan secara terminologi, akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan baik, seperti bisa mengomunikasikan sesuatu dengan baik, tidak berbohong, tidak berbuat curang, selalu jujur dalam pekataan dan perbuatan. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Akhlak menggunakan penentuan baik atau buruk perbuatan manusia dengan tolak ukur ajaran Al-Qur'an sebagaimana firman Allah يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ قَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيْرًا مِّمَّا كُنْتُمْ تُخْفُوْنَ مِنَ الْكِتٰبِ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍەۗ قَدْ جَاۤءَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ نُوْرٌ وَّكِتٰبٌ مُّبِيْنٌۙ "Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal dari isi kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak pula yang dibiarkannya. Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menjelaskan." QS Al-Maidah 15 Berdasarkan pengertian akhlak, secara garis besar pada dasarnya akhlak itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu 1. Akhlak mahmudah. Mengutip buku Pendidikan Akhlak Karimah Berbasis Kultur Kepesantrenan oleh Aditya Firdaus dan Rinda Fauzian 2018 secara sederhana akhlak mahmudah berarti akhlak yang terpuji. Dengan kata lain, akhlak mahmudah yakni perangai dan ucapan baik serta perbuatan yang disenangi. Sedangkan, menurut Muhammad Husni dalam Studi Pengantar Pendidikan Agama Islam, sifat terpuji adalah perilaku yang melekat dalam diri manusia dapat mendatangkan kesenangan, punya nilai kebenaran, mendatangkan rahmat, dan memberikan kebaikan. Akhlak mahmudah akan mendatangkan keselamatan dan kebahagiaan. 2. Akhlak mazmumah. Akhlak mazmumah adalah akhlak yang tidak dibenarkan oleh agama. Ini golongan akhlak atau tindakan buruk yang harus dihindari oleh setiap manusia. Akhlak mazmumah harus dijauhi karena dapat mendatangkan kemudaratan bagi diri sendiri maupun orang lain. Akhlak mahmudah kepada Allah SWT Ada beberapa sifat-sifat yang dapat dimasukan dalam kelompok akhlak mulia kepada Allah SWT. 1. Ikhlas. Ikhlas berarti suci, murni, jernih tidak tercampur dengan yang lain. Perbuatan seseorang dikatakan suci apabila dikerjakan hanya karena Allah semata, dengan niat ikhlas, menjauhkan dari riya menunjuk kepada orang lain ketika melakukan amal yang baik. 2. Bertaubat. Taubat yaitu suatu sikap menyesali perbuatan buruk yang dilakukan, berusaha menjauhkan segala larangannya serta melakukan perbuatan baik. 3. Bersabar. Bersabar yaitu dapat menahan diri pada kesulitan dengan berbagai ujian serta mencari ridha-Nya. 4. Bersyukur Bersyukur yaitu suatu sikap memanfaatkan sebaik-baiknya yang bersifat fisik maupun nonfisik dan meningkatkan amal shaleh dengan bertujuan mendekat diri kepada-Nya. 5. Bertawakal Bertawakal yaitu berusaha seoptimal mungkin dan berdoa, menyerahkan semuanya kepada Allah, untuk meraih sesuatu yang diharapkan. 6. Harap kepada Allah Harap kepada Allah yaitu sikap jiwa yang sedang mengharap sesuatu yang disenangi Allah. 7. Takut kepada Allah Takut kepada Allah ialah takut terhadap siksaan Allah jika melanggar perintah-Nya. Akhlak mahmudah kepada sesama Sesuai dengan pengertian akhlak mulia, bukan hanya dilakukan kepada Allah SWT, tetapi juga perlu dilakukan kepada sesama manusia. Selain itu, salah satu faktor kuat iman seseorang terlihat dari perilakunya sehari-hari terhadap orang lain. Bagi muslim yang menaati peraturan akan tercermin akhlak mulianya terhadap sesama. 1. Menjaga hubungan baik. Menjaga hubungan baik seperti saling tolong menolong dengan tetangga, saling memberi jika ada rezeki lebih, atau saling membantu dalam hal kebaikan. 2. Berkata benar. Berkata benar membuat orang tidak akan mau berkata bohong, menyebarkan berita hoaks, dan selalu berkata jujur apa adanya. 3. Tidak meremehkan orang lain. Allah memerintahkan orang yang beriman untuk tidak merendahkan orang lain. Merasa dirinya lebih, padahal kita tidak sadar ada yang lebih baik dan lebih berpikiran daripada luasnya pemikiran kita. 4. Bersangka baik. Bersangka baik atau husnuzan kepada sesama ialah sifat terpuji yang harus diterapkan dengan lahir dan batin, ucapan dan sikap, agar yang kita jalani selalu diridhai oleh Allah. 5. Kasih sayang. Kasih sayang merupakan sifat asli fitrah manusia yang telah dibawa sejak lahir. Akan tetapi sifat tersebut merupakan potensi yang harus selalu dijaga, karena jika tidak dipelihara dan dikembangkan sebaik-baiknya atau dibiarkan hilang akan menumbuhkan rasa negatif seperti kemarahan, kebencian, permusuhan, iri hati, dengki, dan masih banyak lainnya yang mengarah ke jalan sesat. Namun jika rasa itu dipelihara, akan tumbuh sikap a. Sopan santun. b. Rasa tolong menolong. c. Pemurah. d. Pemaaf. e. Rasa persaudaraan ukhuwah. f. Menepati janji. Akhlak mahmudah terhadap diri Selain akhlak kepada Allah dan terhadap sesama manusia, tak lupa akhlak terhadap diri sendiri. Berikut caranya. 1. Memelihara kesucian dan kehormatan diri. 2. Qana'ah atau menerima apa adanya pemberian dari Allah. 3. Berdo'a kepada Allah. 4. Sabar dengan ketentuan Allah. 5. Tawakal kepada Allah. 6. Rendah hati. Akhlak mazmumah kepada Allah 1. Syirik Syriik merupakan mempersekutukan meminta/memohon selain kepada Allah dengan makhluk-Nya. Ini seperti menyembah berhala. وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ Dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar." QS. Lukman 13 2. Takabur. Sikap menyombongkan diri dan tidak mengakui kekuasaan Allah di alam ini. Adapun yang menyebabkan seseorang menjadi takabur, salah satunya karena rupa tampan atau cantik, kedudukan jabatan yang tinggi, dan kekayaan. Salah satu ayat Allah yang menerangkan ketakaburan manusia, QS An-Nahl 29. فَادۡخُلُوۡۤا اَبۡوَابَ جَهَنَّمَ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَاؕ فَلَبِئۡسَ مَثۡوَى الۡمُتَكَبِّرِيۡنَ "Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Pasti itu seburuk-buruk tempat orang yang menyombongkan diri." QS An-Nahl 29 3. Murtad. Murtad ialah sikap mengganti keyakinan diri dan beralih ke keyakinan yang lain dari agama Islam atau singkatnya keluar dari agama islam. Hukumannya sebagaimana firman Allah ۗ وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ "Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya." QS Al-Baqarah 217 4. Munafik. Munafik yaitu sikap seseorang yang menampilkan dirinya berpura-pura/tidak tulus hatinya mengikuti ajaran Allah. Ini termasuk sifat berkhianat. Khianat pun diartikan perbuatan menipu dan menurunkan martabat dirinya. Sebagaimana firman Allah اَلْمُنٰفِقُوْنَ وَالْمُنٰفِقٰتُ بَعْضُهُمْ مِّنْۢ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوْفِ وَيَقْبِضُوْنَ اَيْدِيَهُمْۗ نَسُوا اللّٰهَ فَنَسِيَهُمْ ۗ اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ "Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang mungkar dan mencegah perbuatan yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya kikir. Mereka telah melupakan kepada Allah, maka Allah melupakan mereka pula. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik." QS At-Taubah 67. Adapun tanda-tanda orang munafik, menurut hadis Rasulullah SAW yaitu "Tanda-tanda orang munafik ada tiga yaitu apabila berbicara ia berbohong, apabila berjanji ia menyalahi, dan apabila diserahi amanah ia curang." HR Bukhari-Muslim Akhlak mazmumah kepada sesama 1. Mudah marah al-ghadhab yaitu kondisi emosi yang tidak bisa terkontrol yang mengakibatkan perilaku yang tidak menyenangkan orang lain. 2. Iri hati atau dengki al-hasadu yaitu sikap seseorang yang ingin menghilangkan kebahagiaan/kenikmatan orang lain dan rasa ingin menggagalkan kebaikan orang lain karena berhasil menjadi lebih baik dan sukses. 3. Mengumpat al-ghibah yaitu perilaku seseorang yang menghasut orang lain untuk tidak suka kepada seseorang dan membicarakan keburukannya. 4. Berbuat aniaya al-zhulmu yaitu perbuatan yang akan merugikan orang lain, baik materi maupun nonmateri. Sebagian mengatakan, seseorang yang mengambil hak orang lain. 5. Kikir al-bukhlu yaitu sikap seseorang yang tidak mau membantu orang lain, baik dalam hal jasa maupun materi. OL-14
memiliki akhlak mahmudah kepada allah hukumnya